Selamat Datang

Well come, Ahlan wa sahlan, Ngatore Longghu

Jumat, 13 Juli 2012

BONSAIKU JATUH




Kemaren ketika aku datang dari kantor, aku sempat bingung karena ada satu standar bonsai yang kosong. Selidik punya selidik ternyata pot nya telah remuk sementara pohonya tumbang centang perenang. Bersyukur baru kemaren dikawati dan cukup besar sehingga tidak ada cabang atupun perantingan yang patah.
Sebenarnyalah pohon ini seharusnya diganti media tanam, namun waktu tidak mencukupi dan ada rasa kawatir untuk membongkarnya. Eh secara kebetulan malah potnya sekarang dibongkar tanpa sengaja. Sehingga akhirnya medianya diganti dengan terpaksa. Aku mencoba pasrah dan tenang, dengan keyakinan yang terjadi terjadilah yang penting aku telah usaha. Selesai mengganti media tanam kucoba memperhatikan hasil kerja, eh lumayan juga sekarang perakarannya bisa tampil lebih prima. Padahal ini juga terjadi karena aku sendiri akhir akhir ini tidak sempat nyimpan pot segala model + ukuran untuk mengganti pot sewaktu waktu. Jadi pot ini sebenarnya pot terpaksa…… eh terpaksa kok malah pas.
Entah siapa yang harus dipersalahkan, orang yang nabrak pohonku sampai jatuh dan tidak bertanggung jawab (paling tidak ngasik tahulah yakan ) atau aku yang naruh pohon dipinggir jalan tempat orang lewat sehingga sah sah saja ? kalo dijatuhkan ? tapi apapun adanya kalau kita terima dengan tenang dan pasrah insyaAllah segalanya akan berlalu dengan damai dan selalu ada kebaikan dibalik semua kejadian. Nah coba perbandingkan kedua photo ini photo pertama kondisi sebelum jatuh, dan yang kedua setelah jatuh lalu diganti pot. Bagus mana ?

RECONSTRUCTION TOUCH IN BONSAI


Pola pandang adalah suatu hal yang akan menghasilkan pengertian yang tersendiri. Hobbiest biasanya mempunyai kecendrungan untuk melihat suatu hal dari satu sudut pandang, tanpa memikirkan bagaimana orang lain memandang terhadap suatu hal utamanya yang menjadi kesenangan tiap hobbiest. Untuk itu sudah saatnya kita kembali menengok kedalam pola pikir kita sudah sejauh mana kita melihat suatu hal utamanya hoby dan kegiatan kita sehari hari.
Bonsai merupakan salah satu hobby yang tak terlepas dari beberapa masalah dan bisa dipandang dari beberapa sudut kepentingan. Diakui atau tidak pengambilan bahan bonsai dari alam telah merusak ekosistem kehidupan. Namun kita juga yakin sebagai penggemar bonsai, kita tidak mau bila dituduh menjadi salah satu mata rantai pengrusakan alam. Bahkan kita akan cendrung untuk mencari pembelaan diri. Inilah awal masalah yang perlu kita carikan solusinya agar menemukan titik terang, agar hobby yang kita geluti menjadi maksimal dan potensi untuk memperbaiki keadaan.
Data kerusakan alam akibat pengambilan bahan bonsai di tiap daerah (mungkin) memang belum ada, tapi disadari atau tidak daerah daerah pengambilan jenis tumbuhan tertentu sudah merasakan adanya pergeseran kenyataan bahwa tumbuhan yang dahulunya banyak ditemui di desa, dihutan, perbukitan atau bahkan jadi pagar halaman mulai sulit ditemukan. Terutama pada tumbuhan yang jenis perkembangannya memang lambat.
Indonesia adalah surga bagi tumbuhan karena musim yang sangat mendukung. Ketersediaan air dan sinar matahari menjadikan tumbuhan apapun subur di negeri ini. Maka tidak heran manakala dalam waktu relative cepat pebonsai dan hasil karyanya bisa menembus peringkat terhormat di dunia hobby ini. Namun sangat disayangkan pola pemikiran kita yang ingin cepat tanpa memperhatikan masa depan, lebih mengutamakan kepuasan diri tanpa merenungkan akibat yang akan diterima.
Telah terjadi kerusakan di gunung, ditebing dan perbukitan, dihutan dan diladang, dipantai dan di lautan. Tak ada satupun tempat yang lolos dari penjarahan tangan tangan yang hanya ingin mendapatkan uang dengan cara mudah, yang hanya ingin menuai tanpa menanam.
Salah satu bait Koes Plus dalam lagunya menyebut “congkat kayu dan batu jadi tanaman” , tapi tanah surga ini takkan tumbuh sendirinya tanpa ada upaya dari manusianya untuk menanam. Saat ini kita hanya mengambil dari alam, tanpa pernah merenungkan resiko bagi anak keturunan nantinya. Untuk itulah sudah saatnya semua pihak yang masih mencintai kehidupan agar berjalan terus, dan menghindari kerusakan yang makin serius untuk merubah pola pandang dalam kegiatan berbonsai ria. Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk keluar dari segala masalah didunia ini ketika manusia itu sendiri mau mengatasi permasalahan itu sendiri. Ada banyak cara dan jalan untuk mencapai puncak kehidupan. Namun seberapapun dekatnya puncak itu takkan pernah kita capai kalau kita tidak pernah memulai melangkah. Anda punya pemikiran dalam hal ini?

BERITA SEPUTAR PAMNAS PAMEKASAN 2008


Sekitar 22 cabang PPBI (Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia) se Indonesia dari 79 cabang yang ada, dan 490 pohon turut serta dalam Pameran Nasional (Pamnas) di halaman Pendapa Ronggosukowati Pamekasan, yang dihelat dalam rangka hari jadi Pamekasan yang ke 478. Sehingga Pameran ini diberi nama “Gebyar Ronggosukowati Arek Lancor 3“melanjutkan kegiatan yang biasa diadakan di Pamekasan yakni Arek Lancor 1 dan 2 sebelumnya.
Acara ini, diikuti peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Palembang, Bengkulu, Ambon, Bali dan NTT, termasuk dari Pulau Jawa. Mereka bersaing memperebutkan gelar di kelas pramadya, tingkat madya, dan tingkat utama.
"Kami patut berbangga Pamnas 2008 Pamekasan menjadi ajang bonsai terbesar. Pesertanya paling banyak dibanding pamnas tahun sebelumnya," terang Saptodarsono, ketua PPBI Pusat didampingi Sugianto Hartono, ketua PPBI Cabang Pamekasan.
Dari data PPBI Pusat, pada pelaksanaan Pamnas 2006 di Solo hanya diikuti 354. Sedang Pamnas 2007 di Bandung diikuti 384 peserta. Nah, dari data itulah PPBI Pusat menganugerahkan rekor nasional atas keberhasilan Pamnas 2008 di Pamekasan yang mampu menjaring 490 peserta.
Yang istimewa, kontes bonsai gelaran PPBI Cabang Pamekasan, ini tak hanya dihadiri undangan dan muspikab saja. Melainkan, dihadiri pula oleh pecinta bonsai asal Korea Selatan, Hai Jung Kang. Dia datang didampingi Budi Sulistyo, penulis bonsai dan Gunawan Wibisono, selaku Ketua Dewan Juri PPBI Pusat dari Jakarta. Selain itu hadir pula saat pembukaan Sesepuh Bonsai Jawa Timur, Ibu Wenas, Bapak Umar, Wawang, dan pelopor bonsai seni Bapak Sulistiyanto yang datang bersama Bapak Rudi Julianto dari Semarang yang merupakan pemenang pada penulisan tehnik pembuatan Bonsai di situs KoB, situs Bonsai Amerika beberapa bulan yang lalu.
Sedangkan dari Palembang rombongan dipimpin langsung Oleh H. Erwin Lismar, sang Ketua Cabang Palembang bersama beberapa orang. Kudus di pandegani Bapak Hidayat sedang dari Bali hadir Bapak Wayan dan Bapak Jelantik, dari Probolinggo Pak Cipto sementara Sumenep menghadirkan ketua lama Ir. Supriyadi Jalil, MM dan masih banyak lagi dari beberapa daerah termasuk Abdus Salam, Mulyono dan Ikhwan dari Sampang.
Wakil Bupati Kadarisman Sastrodiwirjo dalam sambutan pembukaan sekaligus peresmian pameran berencana menjadikan pameran bonsai sebagai agenda tahunan. Selain itu, pihaknya juga akan menggalakkan penghijauan di lingkungan sekolah melalui ekstrakurikuler dan pengenalan Seni Bonsai.